Hello there!

Tuesday, March 12, 2024

Ibu Kota Yang Tak Sama

Dan melonguane, kini tak menyenangkan lagi. Rasanya tiap pagi ketika menginjak tanahmu, hembusan nafas panjang tak berhenti ku lakukan. Mengitari setiap meter jalanmu, sekelibat masa lalu juga berjalan beriringan.

Masih terngiang pertama kali kamu menjemputku di kantor yang sempat menghebohkan waktu itu. Kamu datang dengan gagahnya. Dengan aroma yang masih melekat dalam dekapan.

Kita lewati hari hari disini, Melonguane. Beberapa tempat makan yang kita kunjungi telah menjadi tempat favorit, mengitari sudut melonguane di gemerlap malam, tak lupa kamu menyapa tiap manusia disepanjang perjalanan, dengan bangganya memamerkanku di teman temanmu. Ah tiap sudut kota ini mengingatkanku padamu.

Semua orang terdekatku tak menerimamu. Tak sedikit cacian keluar untukmu. Sontak semua layaknya wartawan yang memberitakan kabar tentang buruknya dirimu di masa lalumu dan mungkin menurut mereka di saat sekarang, ketika bersamaku. Tapi kamu tau kan? aku tidak peduli soal itu. Buatku, kamu tetaplah lelaki hebat, lelaki kuat, lelaki yang baik, ramah walau kadang memang tingkahmu yang angkuh itu membuatku ingin memukulmu. Tapi justru banyak kelebihanmu yang mereka tidak tau. Mereka tidak mengerti itu!

Namun tak lama kita bersama, terakhir kali aku bersamamu di bulan Desember. Kamu menghilang entah kemana. Dan di sabtu, 9 Maret, kita bertemu. Kembali asing. Kembali seperti semula, disaat aku belum mengenalmu. Tak ada satupun kata kata yang terlontar dari bibirmu. Hanya beberapa kalimat yang ku dengar darimu saat kamu menelepon seseorang : "Ambil saja barangnya di kostku, aku akan berangkat hari ini". Aku seperti berfirasat buruk tentang kalimat itu. Dan benar saja, di hari Senin 11 Maret 2024, aku mendengar kamu di pindah tugaskan di luar daerah. Ya, Melonguane serasa ada yang kurang tanpa kamu. Sungguh. 

Mungkin nanti kita akan bertemu kembali, atau mungkin tidak sama sekali. Tapi terima kasih utk kenangan dan sepenggal kisah ini. Tak pernah menyesal mengenalmu. Jaga dirimu, Tuhan bersamamu.


Dari aku, di tengah lautan antara Melonguane dan Lirung, dengan asa ingin bertemu denganmu. 

Sunday, September 17, 2023

3 Tahun

Tepat di hari ini, di minggu lalu, seakan tersambar petir mendengar semua kata yang terlontar dari mulutmu. Seakan tak percaya bahwa kamu ialah seorang profesional dalam melukai hati. Dengan polosnya kamu mengatakan bahwa sedang dekat dengan wanita lain. Yah. Kepahtian terjadi lagi di kisah ini. Tak ada rasa bersalah sedikitpun dari kamu. Kamu yang kuanggap terbaik, setia dan tidak ada sedikit saja terpikir kamu bisa segila ini. 

7 hari ku lalui tanpa kamu. Ternyata tak semudah itu. Tapi aku bersyukur, dengan masalah ini, Tuhan masih menunjukkan kuasa-Nya lewat doa doa yang tak pernah putus yang slalu aku kirimkan tentang kamu. Mungkin ini cara Tuhan menyadarkanku dengan segala dosa yang ku perbuat. 

Untuk kamu yang pernah hadir di hidupku, terimakasih semua kebahagiaan dan luka ini. Semoga kamu akan dipertemukan dengan perempuan yang lebih baik dari aku.

Sunday, July 31, 2022

Yogyakarta dan Kerinduan

Tepat di hari ini, seminggu yang lalu, di Yogyakarta. 

Jumat, 22 Juli 2022

Hari itu adalah hari tersulit dalam hidup. Aku diperhadapkan dengan pilihan yang harusnya tak usah kupilih. Ya namanya manusia, mau keduanya. Tapi aku memang harus melakukan itu. 

Setelah sempat luntang lantung tidak jelas, melamar kerja sana sini, naik turun kantor untuk interview, akhirnya Tuhan menjawab doaku dengan cara yang tidak masuk akal. Ya, pekerjaan ini. Akan ku ceritakan detail nanti di story setelahnya. Karena pekerjaan inilah  aku akhirnya memutuskan untuk kembali ke tempatku. 

Langsung saja malam itu ku mencari tiket yang tersedia sebelum hari Selasa tanggal 26 Juli 2022, mengingat perjalanan yang di lalui akan panjang dan membutuhkan banyak waktu. Akhirnya aku beli tiket keberangkatan di hari Minggu, 24 Juli 2022. 

Disitu pikiranku berkecamuk. Aku akan menjalani kembali hubungan jarak jauh dengsn kekasihku. Rasanya baru saja ketemu, namun harus terpisah kembali. Tapi ya itu pilihan yang sudah ku ambil beserta dengan segala konsekuensinya. 


Sabtu, 23 Juli 2022

Ini hari terakhir dengannya. Karena dia kerja  aku menunggunya sampai jam 5 sore. Raut wajahnya keliatan sangat kelelahan. Aku menyarankannya untuk tidur, tapi dia masih menyimpan sedikit tenaga sisanya itu untuk menemaniku malam itu. Kami jalan jalan di Malioboro, melihat lihat sesuatu. Aku genggam erat tangannya, sangat nyaman. Ini sangat berat buatku. Sungguh!


Minggu, 24 Juli 2022

Hari yang dinantikanpun tiba. Jantungku, hati dan pikiranku tak karuan. Tinggal beberapa jam lagi aku akan melepaskan lelaki kesayanganku ini. Pagi itu terakhir kalinya aku membuatkan dia bubur manado kesukaannya. Dia lahap sekali memakannya. 

Jam 11.00 kami memutuskan untuk berangkat ke bandara, mengingat segala kemacetan dan hal hal yang tidak diinginkan terjadi. 

Di tengah jalan, mataku mulai berkaca. Kupeluk dia dengan erat. Selalu kuucapkan cinta padanya. 

Beberapa jam kemudian, kami tiba di bandara. Karena jadwal penerbanganku masih kurang lebih 2 jam, jadi kami habiskan untuk makan dan sedikit foto foto. Airmataku mulai jatuh. Dia meyakinkanku untuk kuat dan berkata akan bertemu lagi tahun depan. Aku menyeka air mataku kemudian

Pukul 14.30, aku memutuskan untuk chek in. Disitu Aku mengantri, dia masih menungguku dari belakang. Airmata sudah tidak tertahankan lagi. Aku menangis sejadi jadinya. Aku tak sanggup melihatnya disitu sendirian. Aku masuk dan chek in. Sepanjang mengantri, airmataku terus tercurah deras sembari chat dengannya di whatsapp. Aku tak kuat. Tak peduli airmataku ini di lihat orang, yang aku inginkan waktu itu hanya dia. Dia! 

Pukul 16.10 pesawat mulai naik dan meninggalkan Yogyakarta. Dan kamu yang terkasih. Airmata masih terus mengalir. Rindu mulai muncul. Ah, Yogyakarta memang istimewa karena ada kamu. 



Sunday, May 29, 2022

Yogyakarta

Awan gelap masih terpajang tinggi diatas sana

Dersik mendesah perlahan, rinai nya kemudian menyapa

Gegap gempita suara dari langit berkoar sana sini

Oh Yogyakarta, dingin mulai merasuk dalam tubuh ini

Kotamu yang megah, beberapa bangunan yang menjulang itu serta gegap gempita di pusat keramaian berhenti sejenak akibat pasukan butiran air yang berlarian turun ke tanah

Kulihat samar samar dari persembunyianku

Beberapa insan berlarian untuk menghindar dari derasnya airmu

Oh yogyakarta, tak terasa, puluhan hari sudah aku berlalu lalang menapakkan kakiku

Melihat indahmu, riuh Tugu Jogja dengan segala hiruk pikuknya membuatku candu

Mungkin ini terlalu dini, tapi setiap detik berharga disini

Oh Yogyakarta dan semua keintimannya

Yang selalu menawarkan keramahan dari setiap penduduknya, akan selalu membekas dihati.

Sunday, February 7, 2021

1st Anniversary

Setahun lalu, tepat di hari ini, kamu bisa meyakinkanku untuk menjadi seseorang di hidupmu. Tak menyangka akan sejauh ini. Beberapa bulan pertama telah dilalui dengan sulit. Airmata, kesedihan, kekecewaan, sakit hati enggan beranjak. Tak bisa dipungkiri juga, kebahagiaan yang kamu berikan, membuatku terlepas dari penatnya dunia. Kehadiranmu membawa warna baru. Pemahamanmu tentang dunia ini membuatku tak berhenti mengagumimu. Camkan ini :"AKU PENGGEMAR BERATMU!". Terimakasih setahun ini sudah menemani di sela kesibukanmu, meluangkan banyak waktu untuk berbicara dengan aku yang sering menjengkelkan, yang tak pernah mengerti duniamu. Maaf, terlalu banyak kelemahan yang kutontonkan padamu. Tapi itulah aku. Terimakasih, masih mau tinggal, masih mau bertahan dengan sikap, sifat dan sepaket dengan kekuranganku. Seperti anak kecil pada umur 1 tahun, yang merangkak hingga bisa berjalan, aku mau berproses denganmu. Sabar ya, hanya itu pintaku. Aku mencintaimu, dan akan terus seperti itu, aminku. 

Monday, November 2, 2020

#7

 01:55

Duniaku serasa hancur seketika mendengar kata kata itu keluar dari mulutmu. Tak tau harus berkata apa, menangis pun percuma. Aku yang selalu ikuti maumu sampai kehilangan akal sehat, tapi aku juga yang disalahkan. Aku tak tau lagi jalan mana yang mesti ku ambil, semua terasa buntu. Tapi kali ini sesuai dengan permintaanmu lagi, kau akan menemukan aku yang baru, aku yang dingin, aku yang tidak peduli, aku yang cuek dengan berbagai macam keadaanmu, aku yang tidak mengkhawatirkanmu lagi, aku yang membiarkanmu kemanapun, bersama siapapun, kapanpun tanpa menaruh rasa curiga sama sekali, aku apalagi? kau masih boleh menambahkannya jika mau. Hanya satu yang perlu kau tau, aku masih mencintaimu. Aku belum lelah menghadapimu. Tak usah pikirkan aku. Selama aku masih hidup, kau anggap saja aku baik. 

Monday, July 6, 2020

#6

23:38

Aku juga manusia. Salahku yang slalu tak belajar dari kesalahan. Maafkan aku yang slalu memberimu luka. Maafkan aku yang slalu memancing amarahmu. Aku juga berusaha untuk berubah. Tapi itu tidak mudah. Aku harus menjadi dua orang yang berbeda dalam satu waktu. Dengan teman temanku, aku selalu seperti itu. Denganmu, aku mencoba untuk tidak melakukannya dan itu sedikit sulit. Mulutku masih belum bisa diajak bekerja sama dengan baik. Tapi maaf jika sering menyamakanmu dengan mereka. Aku juga berusaha perbaiki.

Aku tau kamu mungkin belum bisa menerimaku dengan segala yang kupunya itu. Tak apa, aku mengerti. Tapi tidak perlu juga mengatakan akan meninggalkanku karna hal ini. Itu sangat menyakitiku. Ingin skali aku menangis, tapi janji sudah kubuat. Tenang saja, kali ini aku tidak mengingkarinya. Untuk kali ini tiada airmata. Aku akan berubah. Pelan pelan. Kata kata yang kamu ucap itu masih tetap menjadi kata "kutuk" bagiku. Aku tak ingin lagi perpisahan. Aku tak mau dengar kata itu lagi, aku mohon.

Sunday, June 28, 2020

#5

17:34

Ingin rasaya kumaki diriku berkali kali. Aku bodoh. Sedari enam jam lalu, aku masih saja terus memikirkan hal-hal yang tak seharusnya kupikir. Aku belum bisa mengontrol perasaanku, alhasil aku menyakiti diriku sendiri. Lagi. Aku seharusnya tidak membaca itu! Bayang-bayang masa lalu mu selalu saja membuatku takut. Trauma masa lalu karna selalu ditinggalkan, menjadi dasar dari apa yang aku rasakan. Iya, aku takut kamu kelak akan melakukan hal itu juga. Tapi aku sadar, hidup dalam bayang bayang masa lalu dan menganggap semua sama, tidak adil juga bagimu. Jadi tolong perbanyak sabarmu ya.

Sunday, June 21, 2020

#4

05:39

Mentari kembali menyapa. Tak ada hal lain yang kusyukuri selain nafas yang baru, kesehatan yang masih melekat dalam tubuh serta kamu. Hari hari berlalu begitu cepat dengan menyelipkan berbagai pembelajaran hidup di dalamnya. Tak henti hentinya bersyukur dan merasa beruntung, bisa disatukan dengan manusia seperti kamu. Kamu dengan segala keajaibannya, mampu menyulap hidupku yang kelam menjadi berwarna, menghapus semua goresan yang ada ini dengan sebuah sentuhan saja. Kamu, sebuah harapan besar kuletakkan di pundakmu. Bantu aku ya? Agar selalu beriringan bersamamu dan tak menelan kepahitan lagi.